The Last Triangle Chapter 6 : The Lost Empire (chapter 2)

Rabu, 09 Mei 2012

| 0 komentar
Pintu gerbang kuil kuno perlahan-lahan terbuka, bersamaan dengan itu dedaunan kering yang memenuhi halaman kuil beterbangan diterpa angin musim gugur.
ryuk terperangah, matanya nyaris tak berkedip sama sekali, mimik wajahnya menampakan kekagetan yang luar biasa.bibirnya mulai bergerak dan tak henti-henttinya berkomat-kamit "TI TI DAK mungkin... tidak mungkin mereka masih ada...keshogunan tokugawa!"

Ribuan orang berpakaian seperti para kesatria samurai lengkap dengan sebilah katana yang dihapit di pagian pinggul sebelah kanan memenuhi halaman kuil. barisan ribuan kesatria samurai ini bak barisan burung yang sedang bermigrasi.mereka menundukan kepala, namun tetap tegap dan siaga.

sementara ribuan orang mengenakan jas putih memenuhi bagian dalam kuil, barisan mereka menyilaukan pandangan. tampak salah seorang dari mereka berjalan kearah arok, ryuk dan hana yang terpaku di depan gerbang kuil kuno. dengen serentak dan teratur para kesatria samurai membuka barisan dan memberi jalan kepada pria tersebut sambil memberi hormat. pria tersebut mengenakan pakaian yang berbeda dari yang lain, ia mengenakan pakaian kekaiasaran berwarna biru muda, ia tampak gagah dan berwibawa dan selalu melemparkan senyuman hingga nyaris matanya tak terlihat karna sipit, kulitnya putih pucat, walaupun begitu pria ini memiliki aura pembunuh yang begitu kuat. ya, dia adalah shogun, pemimpin gerakan rahasia keshogunan tokugawa.

semenjak kekaisaran keshogunan tokugawa runtuh ratusan tahun lalu, mereka tidak pernah terdengar dan terlihat lagi. ketika organisasi mitos shinsengumi mengendalikan jepang dibalik layar, keshogunan tokugawa diam-diam bangkit kembali melalui keturunan shogun terakhir. mereka mencoba merebut tampuk kekuasaan yang berada dibawah bayang-bayang organisasi mitos shinsengumi.

melalui gerakan-gerakan bawah tanah dan dibawah ketatnya bayang-bayang organisasi mitos shinsengumi ,keshogunan tokugawa mencoba membangun kembali masa-masa kejayaan masa lampau yang pernah mereka raih.

"wah wah selamat datang di keshogunan tokugawa, wah wah tampaknya shinsengumi  direpotkan hanya oleh 3 orang anak muda" shogun memegang pundak arok dengan wajah tersenyum. "sekarang kami butuh istirahat dan perlindungan" arok hanya menaggapi dingin sambil menahan sakit. " aku mengerti, baiklah kita bicara nanti, ikuti aku"

The Last Triangle Chapter 6 : The Lost Empire

Sabtu, 28 April 2012

| 0 komentar
Pontiac LeMans 1971 berwarna coklat melaju kencang dikeramaian jalanan kota kyoto, puluhan mobil klasik Ford Super Deluxe berwarna hitam mengejar dari arah belakang sambil memberondongkan tembakan. jalanan kota kyota yang semula tenang menjadi riuh dan mencekam, warga kyoto yang memadati jalanan berteriak dan lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

mobil-mobil bertabrakan karena panik, alarm tanda bahaya berbunyi disetiap sudut kota menambah kepanikan warga kyoto.

wajah arok dan ryuk terpampang lebar di layar-layar besar yang terpasang disetiap gedung-gedung pencakar langit di kyoto, peringatan bahwa mereka adalah buronan berbahaya pun diterbitkan oleh pemerintah jepang atas perintah organisasi mitos shinsengumi.

"kau hampir membiarkan kami mati konyol hana!" bentak ryuk kepada hana, hana adalah adik ryuk, hana adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas swasta di kyoto, ia juga mewakili universitasnya dalam ajang yudo tingkat nasional.

"diam! aku jadi tidak konsentrasi" hana membantingkan kemudinya kearah kanan dan hampir saja menabrak sebuah mobil yang ada didepannya.

"aku tau kita harus kemana" rintih arok dengan suara lirih dan tak berdaya karna luka parah di punggungnya,

"SIAL" teriak ryuk, 5 mobil hitam menghadang mereka dari depan, hana menghentikan mobilnya, sementara puluhan mobil hitam yang dibelakanngnya hampir mendekat, hana melirik sebuah jalan kecil disebelah kanannya.

"cepaaaaat" teriak ryuk, "diaaaaammmmm kakak benar2 cerewet" hana memutar mobilnya kearah kanan dengan cepat.

"BAAAAAAAANNNNNNNGGGGGG" mobil2 hitam yang mengepung mereka saling bertabrakan,

"CIH, rasakan itu pecundang" teriak ryuk sambil menjulurkan lehernya keluar jendela mobil.

mereka menuju ke sebuah  wihara tua yang tak terawat. mereka segera turun dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbang besar yang terbuat dari kayu. sementara arok digotong oleh ryuk berjalan sambil meringis kesakitan, ryuk membuka pintu gerbang tua tersebut.

"iiniii.....keshogunan tokugawa" ryuk terkejut hebat.

The Last Triangle Chapter 5 : Most wanted (part 2)

Sabtu, 14 April 2012

| 0 komentar
Arok dan ryuk berada dipinggir jendela lantai 13, mereka akan menerobos kaca jendela lantai 13, "INI IDE GILAAAAAAAAA" teriakan Ryuk tenggelam bersama hembusan angin.

arok melototi ratusan pria berjas hitam yang memadati halaman depan apartyemen, entah apa yang ada dipikirannya, sementara puluhan pria berjas hitam semakin mendekat kearah mereka."kita mendarat tepat dikepala mereka" ujar arok, ryuk hanya tertegun mendengar ide gila ini. "LOMPAAAAATTTTTTTTTT" teriak arok.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA" teriakan mereka memecah cakrawala kyoto.

Kaca jendela lantai 13 bergemuruh hebat, puing-puing kaca menghujani halaman depan royal park apartement, ratusan orang pria berjas hitam yang memadati  halaman depan royal park apartement dan jalan-jalan disekitar apartement serentak menadahkan kepala keatas, menatap jauh kearah jendela lantai 13.mereka terperangah dan terkejut melihat dengan samar-samar 2 orang pria melompat dari jendela lantai 13.

Arok dan ryuk beberapa saat melayang diudara, kini mereka hampir menghujam bumi yang dipadati ratusan pria berjas hitam, "Sekaraaaaang waktunya" kata arok, arok mendaratkan kakinya tepat dikepala salah seorang pria berjas hitam " Uwaaaaaaaaaa"pria tersebut terpentl jauh dengan leher yang patah, arok melompatkan tubuhnya ke udara dan mendarat dengan aman ketanah, sementara ryuk tak mau kalah, dengan posisi kepala dibwah dan kaki diatas ia mendaratkan katana nya kekepala salah seorang pria berjas hitam, "ARRRRRRRRKKKKK"darah segar menyambut pendaratannya, ia mencabut katana nya dari kepala pria malang tersebut dan melompat ke tanah. "setelah ini aku harus mengganti pakaianku" ryuk membuka bajunya yang bersimbah darah.

"PENGGGGAAAALLLLL KEPALA MEREKAAAAAA" teriak salah seorang pria berjas hitam, ratusan pria berjas hitam semakin naik pitam, mereka menyerang arok dan ryuk seperti kesetanan, arok dan ryuk tidak tinggal diam, arok berlari kesisi kanan, ia menebas satu persatu pria berjas hitam, sedangkan ryuk berlari kesisi kiri, ia juga melakukan hal yang sama.

"AAAAAAAAKKKKK" tebasan pria berjas hitam mengenai punggung arok, arok tersungkur kesakitan,punggungnya menganga akibat tebasan yang cukup dalam,  "AARROOOKKK" teriak ryuk, ryuk berlari menuju arok yang tergeletak, "BEDEBAAAAHHHHH ENYAAAAH KALIANNN!" ryuk semakin menggila, ia menyayat, menebas dan menusuk satu persatu pria berjas hitam yang menghalanginya. "aroookkk bangunlah" ia menggoyang-goyangkan tubuh arok, ryuk merangkul tubuh arok yang bersimbah darah.

sementara ratusan pria berjas hitam mengelilingi arok dan ryuk dan siap memotong motong tubuh mereka. tiba-tiba "dor dor dor dor dor" terdengar bunyi tembakan bersamaan dengan jatuhnya beberapa orang pria berjas hitam, "NAIKALAH" kata seorang wanita yang bertubuh mungil, ia mengenakan kimono merah muda dan menegndarai Pontiac LeMans 1971 berwarna coklat.

The Last Triangle Chapter 5 : Most wanted

Sabtu, 07 April 2012

| 0 komentar
"Shinsengumi temple" bergeming ,Kyo hanya terpaku menyaksikan anggota-anggotanya di bunuh satu persatu oleh arok dan ryuk melalui sebuah layar televisi yang terhubung dengan kamera sisi TV royal park apartement "wah wah mereka hebat juga yah" ujar kyo sambil menggulung-gulung poninya yang hampir menutupi matanya dengan jari telunjuk, dengan tersenyum kyo memerintahkankan untuk mengepung habis-habisan royal park apartement, "cepat bawa mereka ke kehadapanku, mereka sekarang adalah tamu spesialku"

sementara ratusan orang pria berjas hitam yang bersenjatakan katana memenuhi jalanan disekitar royal park apartement, para orang-orang tua dengan panik menggendong anak2 nya kerumah dan menutup rapat pintu-pintu rumah mereka, para pedagang segera membereskan dagangan mereka dan menutup toko mereka, ketegangan menyelimuti kota kyoto.

seluruh jepang berada dibawah bayang-bayang organisasi mitos shinsengumi, selama 20 tahun dan sudah mereka menginvasi kepulauan jepang dan semenanjung korea dan menjadikan pemerintah jepang dan korea sebagai boneka,dan sudah 3 kali shinsengumi mengalami pergantian pemimpin, selama itu pula ribuan korban jiwa telah melayang akibat kekisruhan ini.

arok dan ryuk semakin terdesak dilantai 13 royal park apartement, kini mereka dikepung ratusan pria berjas hitam yang berada dilantai 13 dan ratusan pria berjas hitam yang memenuhi jalanan dan sedang menuju royal park apartemen, arok dan ryuk saling bersandar punggung, mereka berputar-putar dan tak melepaskan pandangan mereka sedikitpun "cih, mereka semakin banyak" ujar ryuk yang semakin kualahan.


"kita harus keluar dari tempat ini" kata arok, wajahnya menoleh ke arah ryuk, "tidak ada jalan lain, kita harus menerobos mereka lewat tangga atau lift yang ada disana" tunjuk ryuk.

"mereka memenuhi lift dan tangga, kita habisi mereka yang didekat lift,lebih aman keluar lewat lift" arok berancang ancang.

arok dan ryuk saling menatap satu sama lain, keringat dingin mengucur dari dahi mereka, sejenak mereka saling mengaggukan kepala seperti memberi isyarat bahwa mereka siap menerobos lift.

arok dan ryuk mengayunkan katana nya  secara bersamaan "GROAAAAAAAHHHHHH" seketika serangan mereka memecah kerumunan lingkaran pria berjas hitam yang mengepung mereka, dengan membabi buta arok dan ryuk menebas badan, leher  tangan serta anggota tubuh lainnya dari mereka satu persatu hingga tersungkur.

arok dan ryuk segera berlari menuju lift, puluhan pria berjas hitam siap menghadang mereka, "aku tak mengira kau akan merepotkanku sejauh ini" celoteh ryuk, "jangan cengeng anak bodoh, ini belum apa2, kita serang mereka bersamaan" arok menjawab.

puluhan pria berjas hitam semakin mendekat, arok mengujamkan katananya ke perut salah seorang pria berjas hitam, "AAAAAAARRK" teriaknya, blum habis ia mengerang kesakitan, ryuk menebas kepalanya hingga putus "berisik tau"

pria berjas hitam semakin berang, dengan penuh amarah mereka menyerang arok dan ryuk. "AAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRKKKKK" teriakan demi teriakan bersahutan mencekam seiring katana arok dan ryuk menyayat, menghujam tubuh mereka.

"tidak bisa, lift dan tangga terlalu banyak orang" ryuk semakin kualahan, tubuhnya bersimbah darah, darah dari para pria berjas hitam yang ia bunuh."kau benar, kita tak boleh mati disini" kata arok, nafasnya naik turun,tangannya yang memegang katana gemetaran karena kelelahan. arok menatap sebuah jendela yang tak dijaga pria berjas hitam.
"KITA LOMPAT DARI JENDELA"


The Last Triangle Chapter 4 : Bloody Room (part 2)

Jumat, 23 Maret 2012

| 3 komentar
Lantai 13 dipenuhi bercak darah, selongsong peluru, bekas tembakan yang bertebaran di dinding, pintu, dan benda-benda lainnya, serta mayat-mayat pria berjas hitam yang bergelimpangan.

Arok menghunus katana-nya yang putih berkilauan, ia memandang kerumunan pria berjas hitam, ia nyaris tak berkedip, nafasnya naik turun, peluhnya menetes membasahi sekujur tubuhnya, jantungnya berdetak kencang, aliran darah didalam tubuhnya terpompa cepat hingga mengalir ke otak nya, memaksa ia untuk berpikir cepat bagaimana caranya menyelamatkan diri dari kepungan ratusan pria berjas hitam.

arok menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya, terlintas dalam pikirannya bahwa ia tidak ingin mati lebih awal sebelum membunuh para pembunuh ibunya, ia juga teringat kakeknya yang menggantungkan harapan penuh padanya.

Arok menghembuskan nafasnya perlahan-lahan, semua ke khawatiran-ke khawatiran yang sempat melintas dipikirannya serta merta buyar ketika ia membuka mata, raut wajahnya tampak tenang, tangan kanannya semakin erat menggenggam katana hingga urat-urat tangannya tampak jelas, tiba-tiba memekik kencang..

"MATILAAAAH KALIAAANNN!!!!!" teriaknya memecah ketegangan dilantai 13, arok berlari kencang menghampiri kerumunan pria berjas hitam, beberapa pria berjas hitam mencoba menghadang, arok semakin mendekat, 2 orang pria berjas hitam mengayunkan katana-nya ke arah arok, arok meluncur  dengan cepat sambil menekukkan lutut dan sedikit merebahkan badannya hampir mnyentuh lantai melewati ruang kosong yang ada ditengah-tengah antara 2 orang pria ber jas hitam yang dengan ganasnya mengayunkan katana-ya ke arah arok, mata katana kedua pria berjas hitam tersebut sangat dekat dari wajah arok dan hampir mengenai wajahnya, dengan cepat arok menahan ayunan katana pria berjas hitam dengan katana-nya, dalam keadaan meluncur arok menebaskan katana-nya ke kedua kaki pria berjas hitam "AAARRRRKKKKK" teriak mereka.

arok segara bangun dan membalikan badan, dengan beringas ia menancapkan katana-nya ke  punngung salah satu pria berjas hitam yang berada disisi kanannya "UWAAAAAAAA" teriak pria berjas hitam dengan kencang, arok segera mencabut katananya, seketika itu juga pria berjas hitam itu trsungkur bersimbah darah. arok menatap pria berjas hitam yang ada disisi kirinya, tanpa ampun lagi arok menyayat lehernya hingga hampir putus.

4 orang pria berjas hitam dihadapan arok tak tinggal diam, mereka dengan beringas megayunkan katana-nya kearah arok, dengan cepat arok menangkis serangan mereka, dan segera meyerang balik, "UWAAAAAAAAAAA" satu persatu dari mereka berjatuhan terkena tebasan katana arok, lantai 13 benar-benar banjir darah.

arok segera melompat sambil mengujamkan katananya kearah kerumunan pria berjas hitam yang mengepung ryuk, seorang pria berjas hitam menangkis hujaman katana arok, tapi katana pria tersebut patah dan katana arok menancap didahinya "AAAAAARRRRKKKK" darah segar mengalir dari dahinya membasahi wajahnya, arok menandang tubuhnya yang tak berdaya hingga terpental.

 "SIAPA LAGI YANG INGIN MATI HAH!"

The Last Triangle Chapter 4 : bloody room

Kamis, 15 Maret 2012

| 0 komentar
Pintu kamar royal park apartement bernomer 716 tidak henti-hentinya di hujani tembakan dari senapan mesin otomatis.ada ratusan lubang yang membekas akibat peluru yang menembus pintu kamar yang luluh lantak ini, tiba-tiba suasana menjadi hening namun sangat tegang, tidak ada lagi suara tembakan senapan mesin otomatis ataupun suara derap langkah yang tadinya saling bersahutan. kini hanya terdengar suara hembusan nafas yang terengah-engah dari dalam kamar.

tiba-tiba pintu kamar terbelah tak beraturan, puing-puing kamar berterbangan kesegala arah, arok menerobos pintu kamar dengan badannya, "dor! dor! dor! dor!" tiba-tiba 4 orang pria berjas hitam yang ada di sekitar pintu berteriak histeris hingga roboh seketika dan tergeletak di lantai karena tembakan ryuk dari arah pintu tepat dibelakang arok menembus kepala mereka, darah segar membasahi lantai apartemen dan merembes hingga mengenai sepatu arok dan ryuk."sialan darah kotormu mengotori sepatuku tau" ujar ryuk dengan dingin sambil menahan sakit akibat luka tembakan dilengan kirinya.

ruangan yang dipenuhi pria berjas hitam yang memegang katana (pedang khas jepang) hanya terperangah melihat rekannya tewas tergelatak di lantai. tersentak mereka menyerbu arok dan ryuk yang berada didekat pintu. dengan mengacungkan katana, mereka berteriak dan berlari kearah arok dan ryuk yang jumlahnya ratusan hingga semakin mendekat. "siapa yang paling sedikit membunuh harus mentraktir makan mie ramen setelah ini" ujar arok, "bocah tengik, bagaimana kalau kepalamu terpenggal, dimana aku harus mengubur" ledek ryuk.

arok yang memegang dua buah pistol menembakan pistolnya kearah kerumunan laki-laki berjas hitam dor! dor ! dor! dor! dor! "1", "2", "3" "4", "5" arok berhitung, satu per satu  pria berjas hitam tumbang karena peluru menembus kepala, dada dan perut mereka "aku sudah melampauimu 1 orang ryuk"

ryuk melihat kebawah, ia menendang puing2 pintu yang berserakan kearah kerumunan pria-berjas hitam, sambil menembakan senjatanya kearah mereka "5", "6","7", 3 pria berjas hitam tersungkur bersimbah darah "cih aku kehabisan peluru" ujar ryuk

pria berjas hitam tidak terlihat berkurang jumlahnya walaupun mereka ditembaki hingga tewas,jumlah mereka terus bertambah dan mereka semakin dekat dengan arok dan ryuk, "6","7","8","9","10","11","12","13","14" darah2 berceceran dimana mana,dilantai, didinding, di vas bunga, di meja, kursi dan dipintu-pintu kamar.

"treekkkkk" pistol arok berbunyi menandakan bahwa pistolnya kehabisan peluru, matanya menatap tajam kerumunan pria berjas hitam. arok melemparkan kedua pistolnya kearah kerumunan pria berjas hitam, lemparannya mengenai 2 orang dari mereka tepat dikepala mereka hingga mereka tejungkal. arok mencabut katana yang diselipkan dipinggang nya.

ketika arok hendak melangkahkan kakinya tiba2 ryuk berlari dengan kencang kearah kerumunan pria berjas hitam, ia melompat melewati arok dan menerjangkan kakinya kearah kerumunan pria berjas hitam, tendangannya mengenai seseorang hingga ia terpental  dan mengenai rekannya yang dibelakang, ryuk segera mengambil katana yang jatuh dari tangan pria tersebut, dengan cepat ia menebaskan katana yang direbutnya kearah kerumunan pria berjas hitam yang mengelilinginya, "settttttttt' "8","9" teriakan2 yang menyayat bergemuruh diseluruh ruangan, "10","11","12" darah-darah berceceran hingga mengenai wajah ryuk "lamban sekali kau arok, kau hampir kukejar"

arok hanya tersenyum "sepertinya kau akan metraktirku makan mie ramen" sambil menghunus katana yang dipegangnya.

The Last Triangle Chapter 3 : Shinsengumi Party (part 2)

Sabtu, 03 Maret 2012

| 0 komentar
Royal park apartement Dipenuhi ratusan orang-orang berjas hitam, derap langkah kaki terdengar saling berhentakan menyusuri anak tangga apartemen. ratusan orang ber-jas hitam ini serentak menuju lantai 13 tempat dimana arok dan ryuk terdesak dan bersembunyi.

"kita dikepung" arok melihat kearah jendela, ratusan orang ber-jas yang tadi ada diluar sudah masuk kedalam apartemen.

"shinsengumi bodoh" peluh ryuk semakin bercucuran, wajahnya pucat pasi karena banyak kehilangan darah akibat luka tembakan yang mengenai lengan kirinya, arok membalut luka ryuk dengan kain gorden jendela yang ada di depannya.untuk sementara ryuk merasa lebih baik dari sebelumnya.

"kamarku ada disebelah kiri ruangan ini, aku menyimpan beberapa senjata disana" ujar ryuk sambil mengerang kesakitan. 'baiklah kita coba menyusup kesana" ujar arok sambil mengendap ngendap.perhatian arok tertuju pada sebuah vas bunga didekat jendela, ia memlemparkan vas bunga kearah sebelah kanannya yaitu sebuah lukisan besar yang bergambarkan seorang ibu yang sedang menggendong anakknya.  .

"dor dor dor dor dor" lukisan itu diberondong tembakan senapan mesin otomatis hingga hancur lebur, arok dana ryuk segera berlari secepat mungkin menuju kamar ryuk. "mereka disanaaa!!!" teriak salah seorang dari mereka.

puluhan bahkan ratusan peluru berdesing ditelinga arok dan ryuk persis seperti film-film action yang sering mereka tonton dan ternyata hari ini mereka mengalami sendiri.

ratusan orang ber-jas hitam yang ada dibawah hampir tiba dilantai 13, mereka tidak menggunakan senapan mesin otomatis ataupaun revolver seperti rekan-rekan mereka yang lebih dulu tiba diatas, mereka hanya menggunakan katana, yaitu pedang samurai yang terkenal tajam.

arok dan ryuk segera masuk kedalam kamar dan mengunci rapat pintu kamar tersebut. nafas mereka terengah-engah seperti orang yang dikejar-kejar kematian.ryuk membuka sebuah lemari besar, ada bebrapa pucuk pistol  FN FNP-45 buatan USA, dan sebuah katana peninggalan ayahnya.arok mengambil katana dan 2 buah pistol, sedangkan ryuk hanya mengambil sebuah pistol FN FNP-45.

 arok mengikatkan dengan kencang sebuah kain pada pinggangnya dan menyelipkan katanya disana.sedangkan kedua tangannya menggengam pistol. "apa kau siap ryuk, sambutan mereka ternyata meriah juga ya"

The Last Triangle Chapter 3 : Shinsengumi party

Kamis, 01 Maret 2012

| 0 komentar
Awan gelap menyelimuti kota Tokyo yang sibuk dengan hiruk pikuk para pejalan kaki yang memadati kota ini, butiran-butiran air mulai berjatuhan dari langit tokyo yang dihiasi gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke angkasa raya.

rintik-rintik air hujan pun segera membasahi setiap sudut kota, kilatan cahaya terlihat saling bersahutan diatas langit yang suram, sontak saja jalanan yang tadinya padat sekarang terlihat lenggang.

"Shinsengumi Temple" begitulah yang tertulis pada sebuah pintu Raksasa sebuah bangunan kuno yang kira-kira tingginya 12 kaki.pintu itu begitu menakjubkan walau sedikit berdebu. bangunan itu adalah markas besar organisasi mitos Shinsengumi. keberadaan gedung tua ini sangat di rahasiakan, gedung tua ini tersembunyi diantara hiruk pikuknya kota tokyo.markas utama Shinsengumi ini dihuni oleh 200.000 lebih anggota Shinsengumi.

"kyo, kita kehilangan kontak dengan mata-mata kita yang ada di kyoto" seorang wanita bertubuh mungil berjalan mendekati kyo yang sedang memandang sebuah lukisan keluarga. "Mereka berani juga ya" kyo menoleh dan mendekat ke wajah kyoshi dan memegang tengkuk kyoshi,"beri mereka sambutan yang meriah" kyo menatap kyoshi dengan tajam "aku mengerti kyo" kyoshi hanya tersenyum lebar, ia seperti sudah paham apa yang harus dilakukannya.

sementara arok dan ryuk sudah tiba disebuah bangunan tinggi, mereka menuju lantai 13 yang merupakan kediaman ryuk "kenapa harus 13, kau termakan mitos" "heh ini adalah nomor keberuntunagn ku"

mereka segera memasuki lift menuju lantai 13, ryuk seperti gelisah seakan ia merasakan ada yang berbeda dengan apartemen ini, saat memasuki gedung ryuk tak melihat satu orang pun di gedung ini.

pintu lift terbuka, ryuk menahan langkah arok, ia seperti memberi isyarat bahwa ada yang tidak beres dengan apartenen , ryuk berjalan perlahan sembari matanya melirik kanan kiri sementara arok tetap berjalan dengan tenang.

dor! dor! dor! "arggggghhhhh" bunyi rentetan tembaklan dari sebuah revolver mengenai lengan kiri ryuk.
"apa-apaan ini!" teriak ryuk kesakitan, darah segar segera mengucur dari lengan kirinya, menembus jas nya dan merubahnya menjadi berwarna merah gelap.nafasnya terengah-engah seperti tidak menyangka dengan kejadian yang barusan menimpanya.

arok segera melompat ke arah ryuk dan menariknya kedalam sebuah ruangan besar yang tak jauh dari lift.sementara arok dan ryuk di brondongi tembakan senapan mesin, mereka segera berlindung pada sebuah tiang besar yang menyangga ruangan tersebut, "mereka pasti Shinsengumi" ryuk mengerang kesakitan, arok menoleh kearah jendela, ia melihat ratusan anggota shinsengumi mengepung gedung ini dari bawah.

The Last Triangle Chapter 2 : Welcome To Kyoto! ( part 2 )

Kamis, 16 Februari 2012

| 0 komentar
Kereta api super cepat shinkansen berwarna biru muda sedang melaju kencang menembus dinginya udara menuju stasiun JR kyoto. butuh waktu setidaknya 75 menit dari stasiun JR haruka ke stasiun JR kyoto.Didalam kereta yang tak terlampau penuh dengan penumpang suasananya begitu tenang dan sepi, terlihat para penumpang satu dengan yang lainnya tampak tidak saling berkomunikasi dan hanya sibuk dengan urusannya masing-masing. ada yang membaca majalah dan koran, ada yang tertidur pulas, sepertinya lelah menanti tujuan, ada juga penumpang yang berdiri asik mendengarkan musik dari iPodnya.

"kau harus hati-hati di jepang" ujar ryuk dengan suara yang sangat pelan dan hampir tidak terdengar. arok hanya melirikan kedua matanya sejenak kesebelah kiri tepat disamping ryuk duduk tapi tubuhnya nyaris tak bergerak.
"pemerintah jepang ada dibawah kendali organisasi mitos shinsengumi, diseluruh jepang mereka mengirim mata-mata untuk memantau setiap pergerakan yang mencurigakan" ryuk sambil melirikan matanya ke kanan dan kekiri seperti memperhatikan sesuatu.
"jarum jam 11, kau lihat laki-laki yang ber-jas hitam yang duduk diseblah wanita tua berbaju coklat itu, dari tadi dia memperhatikan kita" bisik ryuk.
"ya, bahkan aku seperti diikuti sejak dari bandara kansai tadi, ternyata aku disambut dengan bagus disini" jawab arok dengan acuh tak acuh, sepertinya arok tak memperdulikan situasi di jepang yang secara penuh dibawah bayang-bayang organisasi mitios shinshengumi.
"bocah tengik, ini artinya kau akan merepotkanku, mereka sedang memantau pergerakan kita, rupanya mereka lebih cepat dari yang aku bayangkan" ujar ryuk dengan geram.

kereta api super cepat shinkansen perlahan mulai berhenti.artinya mereka telah tiba di stasiun JR kyoto. pintu kereta secara otomatis terbuka, para penumpang segera berhamburan keluar. arok dan ryuk bergegas beranjak dari tempat duduknya dengan tetap tenag berjalan menuju pintu kereta, pria ber-jas hitam yang daritadi memperhatikan arok dan ryuk pun segera menyusul.

stasiun JR kyoto sangat ramai dipadati para penumpang yang datang dari berbagai penjuru jepang, ada juga para penumpang yang datang dari luar jepang hanya untuk segera berlibur.  

"wah wah sepertinya dia masih mengikuti kita" gumam ryuk. "apa kau punya ide" sambung ryuk.
"kita ke toilet" tegas arok. "wah wah kau ini kaku sekali" ejek ryuk.

arok dan ryuk segera bejalan menuju toilet yang disediakan statsiun.pria ber-jas hitam dengan derap langkah kaki yang tenang mengikuti mereka, ia terlihat sigap sekali, tatapan matanya begitu tajam, badannya tegap dan hanya sesekali menoleh ke kanan dan kekiri kiri,

tiba-tiba pria ber-jas hitam kebingungan, ternyata ia kehilangan jejak ryuk dan arok.ia menoleh kekanan dan kekiri, sesekali memutar balik tubuhnya, tapi tetap tidak menemukan mereka berdua.

"hai, sedang mencari kami ya" riyuk tiba2 muncul dengan wajah sumringah dan tersenyum lebar. pria ber jas hitam itu terlihat panik dan bingung, tiba-tiba dari arah belakang "bruuuukkkk" arok datang sampbil melayangkan pukulan ke arah kepala bagian belakang pria ber jas hitam itu, seketika itu juga pria ber jas hitam itu pingsan.

"wah wah sepupuku sadis sekali ya"

The Last Triangle Chapter 2 : Welcome To Kyoto!

Sabtu, 21 Januari 2012

| 0 komentar
Hiruk pikuk bandara internasional kansai, osaka, menggema hingga keruang tunggu bandara, seorang pemuda yang rapi dengan jas hitam dan menenteng tas terlihat seperti menunggu seseorang, sepertinya ia telah menunggu lama karna dari tadi ia hanya memelototi jam dinding berukuran besar yang terpampang di ruang tunggu bandara yang masih menunjukan jam 09.15 pagi waktu setempat. "bocah sialan, awas kau nanti" gerutu pemuda tersebut.

"sepupuku, kau sudah sampai ya" sapa ryuk dengan senyum jahil dan wajah yang seakan tak bersalah, ternyata arok dari tadi menunggu ryuk menjemputnya, sebenarnya arok sudah pernah beberapa kali ke kyoto bersama kakek kenichi beberapa waktu silam namun saat itu ia masih kecil dan sudah tidak mengingatnya, mungkin satu-satunya tempat yang arok ingat hanya toko mie ramen yang sudah tua yang ada di seberang rumah kakek kenichi karna ia sering diajak kakek kenichi ketempat tersebut, kini rumah itu sedah lama ditinggal penghuninya setelah kakek kenichi pindah ke indonesia.

"kau ingin kubunuh ya!" arok yang dari tadi kesal karna ryuk terlambat 15 menit untuk menjemputnya.

"hei yang sopanlah sedikit, bocah sombong, kau ini baru tiba, mana pelukan untukku, biarpun bagiku kau menyebalkan kau tetaplah sepupuku" ryuk hanya menaggapinya dengan acuh tak acuh sambil melirikan matanya kearah arok dan  membentangkan kedua tangannya seperti memberi isyarat, "bocah tengik" arok pun memeluk ryuk kedua pemuda itupun  melepas rindu karna sudah 7 tahun mereka tidak bertemu sejak terakhir kali ryuk menjenguk arok di Indonesia.walaupun mereka sering bertengkar namun keduanya seperti memiliki chemistry sebagai rekan dan sahabat yang memiliki perpaduan yang langka.

"sudah 7 tahun kita tidak bertemu kau tidak berubah, wajahmu masih menjengkelkan" ejek ryuk sambil membawakan tas hitam milik arok ke taksi yang sudah ia pesan, "sudahlah aku lelah, aku ingin segera beristirahat" sahut arok dengan tidak memperdulikan ryuk, ia membuka pintu taksi dan segara masuk. "kau ternyata masih menjengkelkan, padahal kau akan merepotkan ku disini"

The Last Triangle Chapter 1 : The Nightmare (part 3)

Kamis, 19 Januari 2012

| 0 komentar
"Kriiinnggg kriiiinngggg. Kriiinggg krinnngggg" suara telepon putar klasik yang sudah tua berdering nyaring sekali, memecah suasana pagi yang hening dan senyap, Ryuk yang masih tertidur pulas segera menutup wajahnya dengan bantal tidurnya karna tak ingin tidurnya di ganggu oleh siapapun, tetapi telepon terus berdering, dengan mata yang masih mengantuk serta rambut urak-urakan Ryuk perlahan membuka kedua matanya, pandangannya masih kabur tapi ia tetap memaksakan diri untuk bangun, "ahhhhh siapa pagi-pagi begini sudah menelepon, mengganggu saja" sambil sempoyongan seperti orang yang linglung ia melangkah ke telepon yang berdering sejak tadi yang jaraknya sekitar tujuh kaki.

"haloooo, siapa iniii, pagi2 sudah mengganggu" dengan suara agak jengkel dan masih dalam keadaan mengantuk ryuk menjawab telepon. "haha cucuku, kau selalu bangun terlambat, ini sudah jam 9 pagi" ujar kakek kenichi dengan tertawanya yang khas, "ahhhh kakek mengganggu ku saja, aku hampir semalaman tidak bisa tidur karena lembur kek"

"cucuku, arok akan ke jepang, dan akan tinggal bersamamu di kyoto" kakek kenichi sepertinya akan mengagetkan Ryuk, benar saja, "apaaaaaaa! bocah sombong itu akan tinggal bersamaku?? tidaakkk tidak kek, biar dia tinggal di apartemen lain saja" ryuk menggeram mendengar perkataan dari kakeknya, ryuk memang tidak pernah akur dengan arok karena mereka mempunyai karakter yang saling bertentangan. "heiiii heiii cucuku, bukankah dia sepupumu, biasakan saja hahahaha" kakek kenichi hanya tertawa "kakek ini benar-benar merepotkanku" ryuk semakin terlihat kesal ditambah tidurnya yang terganggu.

"cucuku, kali ini bantulah arok, sudah saatnya kalian bergerak" nada bicara kakek kenichi kali ini serius, ryuk yang tadinya masih mengantuk merasa seperti seperti sdisambar petir pagi hari bercampur dengan perasaan kaget karena kakek kenichi membicarakan hal yang paling rahasia di keluraga ini.

"ka ka kek serius???" ryuk seperti orang yang gagap, ia seperti berada didalam kepungan ribuan yakuza yang siap membunuhnya dengan pedang katana yang sangat tajam. "kakek rasa kalian berdua sudah mampu untuk mengemban tugas ini, kakek sudah tua dan akan segera menyusul bibimu, buatlah kakek tersenyum bangga, temukan mereka yang membantai anggota keluarga kita"

didalam hati kecil kakek kenichi ia berharap suatu hari nanti kedua cucunya berhasil membalaskan kematian dahayu, selama 15 tahun kakek kenichi menunggu waktu yang tepat. sepertinya saat ini adalah waktu yang tepat bagi kakek kenichi sebelum ia meniggalkan dunia untuk selama lamanya. raut wajahnya tak bisa memendam kesedihan akan kehilangan anaknya.

The Last Triangle Chapter 1: The nightmare (part 2)

Selasa, 17 Januari 2012

| 0 komentar
Didalam sebuah ruangan keluarga yang cukup besar kenichi inoue sedang duduk santai di kursi goyang oriental klasik yang konon usianya sudah 150 tahun, ia sedang asik menyeduh teh hijau yang dikirim cucunya minggu lalu dari kyoto-jepang , "teh hijau memang tidak ada duanya, cucuku memang perhatian sekali hahaaha" ujar kakek yang sudah berusia 62 tahun ini yang gemar sekali menyeduh teh hijau, nampak dari wajahnya yang agak bulat dan memiliki kumis dan janggut yang tebal yang sudah berwarna keputihan ini terlihat sumringah sekali menikmati teh hijau, ia biasa menghabiskan waktunya di ruangan keluarga ini dengan menulis buku atau sekedar menyeduh teh hijau.

selang beberapa waktu terdengar suara derap langkah dari arah pintu ruangan ini yang tepatnya disamping kanan kakek kenichi sedang menikmati teh hijaunya, kakek kenichi seakan sudah tau siapa orang yang sedang berjalan menuju tempatnya "owh cucuku, kau sudah bangun rupanya" sapa kakek kenichi dengan ramah, tapi pemuda itu tidak menghiraukan sapaan kakek kenichi "cucuku, pag-pagi begini kau sudah terlihat berantakan, sebaiknya kau seduh teh hijau dari sepupumu ini, ini sungguh teh yang nikmat" kakek kenichi memcoba menawarkan teh hijaunya sambil tetap menyeduh tehnya.

"kek aku bosan, hampir 15 tahun aku dihantui mimpi buruk tentang kematian ibu, kakek tenang2 saja disini meminum teh hijau tanpa memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi" arok menatap wajah kakeknya dengan serius, "rupanya kau bermimpi itu lagi ya, sudah lah ini masih terlalu pagi, minum saja dulu tehnya arok" kakek kenichi hanya menanggapinya dengan tertawa kecil dan tetap asyik menyeduh teh hijaunya.

"aku bukan anak kecil lagi kek, jika kakek tidak mau memberitahu apa yang sebenarnya terjadi, biar aku cari tau sendiri" bantah arok sambil memukul meja dengan nada marah, seketika itu juga ruangan menjadi senyap dan hening yang terdengar hanya bunyi alunan musik klasik luciano pavarotti seorang tenor dari italia yang memang menjadi idola kakek kenichi dari dulu.

"wah wah baru aku sadar kalau cucuku sudah besar sekarang hahaha" kakek kenichi hanya menanggapinya dengan tertawanya yang khas, lalu ia bangkit dari tempat duduknya menuju ke sebuah jendela yang cukup besar yang ada di belakangnya, ia membuka jendela itu dengan perlahan "lihatlah cahaya mentari pagi ini arok, cahayanya begitu menghangatkan,dunia luar begitu menakjubkan" kakek kenichi seperti menyiratkan sebuah makna.

arok hanya terpaku mendengarkan perkataan kakeknya, tapi sepertinya ia masih kesal dengan sikap kakeknya yang selalu menghindari perihal kematian ibunya "mungkin saatnya kau menjelajahi dunia luar cucuku" ujar kakek kenichi, matanya sambil menatap langit cerah, raut wajahnya seperti menghamparkan harapan kehidupan, "kakek sudah tua, dan akan segera menyusul ibumu" tiba2 raut wajahnya berubah menjadi sedih, kini ia menundukan wajahnya dan menghela nafas panjang "ya, mungkin ini saatnya kau mengetahui semuanya"

The Last Triangle Chapter 1 : The Nightmare

Jumat, 13 Januari 2012

| 0 komentar
Dahayu terpaku menatap remangnya rembulan dari atas balkon rumahnya, rumah dengan gaya arsitektur klasik dengan dua buah pilar besar yang menyangga balkon rumahnya dengan cat berwarna putih yang mulai memudar, ia tetap bergeming seperti ada yang di pikirkannya, tiba-tiba ia tersentak dan meneteskan air mata "Arok! dimana arok!dimana anakku" ia terlihat pucat pasi dan panik, ia bergegas berlari menuju lantai dasar rumahnya dengan tergopoh-gopoh "arok! arok dimana kamu!" teriaknya.

Arok terlihat asyik berlari-lari kecil mengitari sebuah meja sambil memegang sebuah robot mainan kesukaannya, ia asyik mengayun-ngayunkan tangannya sedangkan mulutnya tak henti hentinya bersuara seperti suara tembakan "dor! dor! tembak tembak!" celotehnya dengan semangat.

"arok!" dahayu berlari dan segera memeluk anaknya "arok, kamu membuat ibu khawatir" dengan suara lirih dan terisak-isak dahayu meciumi dahi dan pipi anaknya.

arok seakan bingung dan tak mengerti dengan apa yang terjadi karena tak biasanya ibunya memeluknya sambil menangis "tenang bu, arok baik-baik saja" seakan tak akan mau kehilangan anaknya, dahayu terus menangis dan memeluk anaknya dengan erat, sejanak ia menatap wajah anaknya yang terlihat bingung, dahayu memperhatikan setiap lekuk wajah anaknya yang masih berumur 5 tahun "arok, ibu sayang padamu nak, jangan membuat ibu khawatir lagi nak" suaranya semakin pelan dan serak, pelukannya semakin erat membuat arok semakin kebingungan.

tiba tiba "dor" sebuah peluru menembus kepala dahayu, darah segar menetes dari kepalanya dan membasahi wajahya, dahayu hanya tertegun denagn apa yang menimpa dirinya, dengan wajah sedih ia menatap wajah anaknya, ia mulai merasa kedinginan dan gemetar, air matanya semakin berderai "arok, arok, ibu tak ingin kehilanganmu nak" bibirnya semakin pucat dan suaranya semakin menghilang, ia terdengar seperti berbisik-bisik, sejenak ia teringat masa lalunya bersama arok, banyak hal yang ia ingat hingga membuatnya semakin berderai air mata, arok terlihat ketakutan dan menangis "Ibu, ibu kenapa!, ibuuuu".

tiba-tiba ruangan disekitar arok berputar-putar dan terpisah-pisah membentuk balok-balok rumit seperti puzzle dan ruangan tersebut menjadi gelap gulita, arok melihat ibunya sudah tidak berada dipelukannya, ibunya seperti semakin menjauh dan menjulurkan tangnanya seperti memberi sebuah isyarat, wajah ibunya terlihat sedih dan teraut sebuah penyesalan, dan kontan saja seluruh ruangan seperti terdengar suara ibunya yang menangis "arookk, jangan tinggalkan ibuu nakk" arok semakin ketakutan dan menangis kencang "ibbuuuuu, apa yang terjadi, ibuu dimanaaa, ibuuu!"

 "IBUUUUUUUUUUUU" teriak arok dengan kencang bersamaan dengan bangunnya dari tidur, wajahnya terlihat kaget bukan kepalang, matanya melotot dan badannya bersimbah dengan keringat yang mengucur dari wajahnya hingga badannya, nafasnya terengah-engah seperti dikejar-kejar sesuatu,matanya tertuju pada segelas air putih diatas meja kecil ynag ada disamping tempat tidurnya, ia meminumnya dengan cepat seperti seseorang yang tersesat dipadang pasir yang butuh air dengan segera.

"Sialan, mimpi ini lagi, hampir 15 tahun aku dihantui mimpi buruk ini" ia mengusap wajahnya masih dengan perasaan kaget.

Welcome To The Fiction Page

Set your belt and Enjoy your imagination travel !!!

Mengenai Saya

Foto saya
I'm a fictitious character

Followers

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "