The Last Triangle Chapter 1 : The Nightmare

Jumat, 13 Januari 2012

|
Dahayu terpaku menatap remangnya rembulan dari atas balkon rumahnya, rumah dengan gaya arsitektur klasik dengan dua buah pilar besar yang menyangga balkon rumahnya dengan cat berwarna putih yang mulai memudar, ia tetap bergeming seperti ada yang di pikirkannya, tiba-tiba ia tersentak dan meneteskan air mata "Arok! dimana arok!dimana anakku" ia terlihat pucat pasi dan panik, ia bergegas berlari menuju lantai dasar rumahnya dengan tergopoh-gopoh "arok! arok dimana kamu!" teriaknya.

Arok terlihat asyik berlari-lari kecil mengitari sebuah meja sambil memegang sebuah robot mainan kesukaannya, ia asyik mengayun-ngayunkan tangannya sedangkan mulutnya tak henti hentinya bersuara seperti suara tembakan "dor! dor! tembak tembak!" celotehnya dengan semangat.

"arok!" dahayu berlari dan segera memeluk anaknya "arok, kamu membuat ibu khawatir" dengan suara lirih dan terisak-isak dahayu meciumi dahi dan pipi anaknya.

arok seakan bingung dan tak mengerti dengan apa yang terjadi karena tak biasanya ibunya memeluknya sambil menangis "tenang bu, arok baik-baik saja" seakan tak akan mau kehilangan anaknya, dahayu terus menangis dan memeluk anaknya dengan erat, sejanak ia menatap wajah anaknya yang terlihat bingung, dahayu memperhatikan setiap lekuk wajah anaknya yang masih berumur 5 tahun "arok, ibu sayang padamu nak, jangan membuat ibu khawatir lagi nak" suaranya semakin pelan dan serak, pelukannya semakin erat membuat arok semakin kebingungan.

tiba tiba "dor" sebuah peluru menembus kepala dahayu, darah segar menetes dari kepalanya dan membasahi wajahya, dahayu hanya tertegun denagn apa yang menimpa dirinya, dengan wajah sedih ia menatap wajah anaknya, ia mulai merasa kedinginan dan gemetar, air matanya semakin berderai "arok, arok, ibu tak ingin kehilanganmu nak" bibirnya semakin pucat dan suaranya semakin menghilang, ia terdengar seperti berbisik-bisik, sejenak ia teringat masa lalunya bersama arok, banyak hal yang ia ingat hingga membuatnya semakin berderai air mata, arok terlihat ketakutan dan menangis "Ibu, ibu kenapa!, ibuuuu".

tiba-tiba ruangan disekitar arok berputar-putar dan terpisah-pisah membentuk balok-balok rumit seperti puzzle dan ruangan tersebut menjadi gelap gulita, arok melihat ibunya sudah tidak berada dipelukannya, ibunya seperti semakin menjauh dan menjulurkan tangnanya seperti memberi sebuah isyarat, wajah ibunya terlihat sedih dan teraut sebuah penyesalan, dan kontan saja seluruh ruangan seperti terdengar suara ibunya yang menangis "arookk, jangan tinggalkan ibuu nakk" arok semakin ketakutan dan menangis kencang "ibbuuuuu, apa yang terjadi, ibuu dimanaaa, ibuuu!"

 "IBUUUUUUUUUUUU" teriak arok dengan kencang bersamaan dengan bangunnya dari tidur, wajahnya terlihat kaget bukan kepalang, matanya melotot dan badannya bersimbah dengan keringat yang mengucur dari wajahnya hingga badannya, nafasnya terengah-engah seperti dikejar-kejar sesuatu,matanya tertuju pada segelas air putih diatas meja kecil ynag ada disamping tempat tidurnya, ia meminumnya dengan cepat seperti seseorang yang tersesat dipadang pasir yang butuh air dengan segera.

"Sialan, mimpi ini lagi, hampir 15 tahun aku dihantui mimpi buruk ini" ia mengusap wajahnya masih dengan perasaan kaget.

0 komentar:

Posting Komentar

Welcome To The Fiction Page

Set your belt and Enjoy your imagination travel !!!

Mengenai Saya

Foto saya
I'm a fictitious character

Followers

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "